Sumber gambar : www.google.com
Waktu sesi pacaran sudah terlewati …
Kemudian sesi lamaran bisa dilewati dengan senyuman yang menggetarkan hati …
Membaca Akad Ijab Kabul juga sudah tidak deg-degan lagi …
Kebahagiaan pada saat resepsi masih teringat di dalam hati …
Lantas, bagaimana dengan kehidupan setelah menikah?
Menikah merupakan pelengkap keimanan dan ketaqwaan dalam beribadah dalam setiap masing-masing agama, bagi yang belum menikah jangan khawatir, suatu saat pasti bertemu dengan orang yang terkasih. Pada saat belum menikah, hidup kita masih bebas, mau kemana-mana bisa diatur, makan masih nikmat sekali, bermain sampai begadang tidak ada yang melarang, bahkan masih bisa menikmati tidur siang. Sebuah perbedaan besar dirasakan setelah kita mengalami yang namanya “Pernikahan / Berkeluarga” baik itu menjadi seorang suami atau menjadi seorang istri.
Seperti halnya sebuah jabatan, semakin tinggi jabatan, beban yang dipikul semakin berat. Kehidupan setelah pernikahan juga sama, semakin kita menjabat sebagai seorang suami / istri maka akan semakin banyak juga tanggung jawab yang datang silih berganti, seperti seorang suami harus bisa menafkahi keluarga, seorang istri harus bisa membesarkan anaknya dan menyusuinya, suami istri harus bisa bekerjasama bagaimana mengatur kehidupan mereka, layaknya seorang Direktur yang harus mengatur perusahaan yang dipimpinnya.
Tidak dapat dipungkiri, kehidupan manusia itu pasti melalui proses yang rumit dan kompleks, ada saja masalah yang datang dan harus dihadapi, kehidupan setelah menikah pun sama seperti itu, banyak hal yang kompleks yang belum pernah kita temui. Apakah kita harus lari dari masalah-masalah kehidupan pernikahan yang datang? mencari solusi bersama adalah jalan terbaik, itulah mengapa dibutuhkan kerja sama yang solid sepasang suami istri.
Berikut beberapa masalah dan pemikiran yang muncul dan harus kita hadapi di kehidupan setelah menikah :
1. TELAH MERASAKAN BAHWA MENIKAH ITU HAL YANG TIDAK MUDAH
Jelang beberapa bulan setelah menikah, pasangan suami istri telah menyadari bahwa kehidupan setelah menikah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan-tantangan baru yang dihadapi, baik di internal keluarga ataupun di lingkungan masyarakat. Hal seperti ini terjadi antara 1 – 5 bulan dalam mengurus rumah tangga di kehidupan setelah menikah.
2. MULAI STRESS MENGURUS RUMAH
Hidup seorang diri dan hidup bersama mungkin akan menjadi pembeda yang signifikan , di kehidupan setelah menikah kita harus bisa mengatur hidup berdua, membagi waktu berdua, berdampingan bersama di dalam satu rumah, pasti awalnya terasa aneh dari yang hidup biasa-biasa saja menjadi hidup dengan beban dua kali lipat bahkan tiga kali lipat, seperti mencuci menjadi dua kali lipat, memasak menjadi sampai 10 porsi setiap hari, hal-hal tersebut mungkin dapat membuat stress karena datangnya orang baru di dalam rumah kita, sehingga rumah seperti kapal pecah jika tidak terurus.
3. EFISIENSI PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Yap, hal ini menjadi tolak ukur, pertimbangan pemikiran dan permasalahan paling besar di dalam kehidupan setelah menikah, sepasang suami istri harus mampu menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran dengan cara se-efisien mungkin, mulai dari belanja harian, belanja bulanan, biaya listrik, biaya air, biaya cicilan, bahkan biaya wisata. Bahkan untuk wisata saja jika telah menikah masih dipikirkan 100 kali, karena pendapatan yang biasanya hanya untuk satu orang sekarang harus bisa dialokasikan untuk dua orang bersama istri/suami.
4. MENABUNG ITU TERNYATA PENTING
Jika pendapatan dan pengeluaran sudah dialokasikan dengan baik, selanjutnya adalah bagaimana harus menabung untuk masa depan, tabungan masa depan untuk investasi rumah, tabungan untuk kelahiran anak, tabungan untuk anak sekolah, dan tabungan untuk hari tua. Siapa yang menyangka jika dulu kita menabung untuk jalan-jalan dan wisata, sekarang hanya untuk keluarga?
5. MEMILIKI ANAK, SEGERA ATAU MENUNDA?
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam kehidupan setelah menikah adalah memiliki keturunan/anak, pertimbangan umur suami istri bisa menjadi acuan untuk segera memiliki anak, kadangkala juga ada pertimbangan pendapatan yang masih kurang menjadi penentu keinginan untuk menunda memiliki keturunan. Banyak orang percaya bahwa “Banyak anak, banyak rezeki”, tetapi tidak sedikit pula yang bisa menerima pernyataan tersebut, karena menghidupi anak merupakan suatu tanggung jawab besar, mulai dari makan sampai sekolah. bayangkan saja jika kita mencoba menghitung, berapa puluh milyar yang harus disediakan mulai dari kelahiran anak sampai anak kita dengan lulus sarjana? Tentunya memiliki anak harus menjadi sebuah bahan diskusi yang serius bagi sepasang suami istri.
6. MERTUA
Ikut Campur, itulah yang biasa dipikirkan oleh para menantu-menantu yang ganteng dan cantik di seluruh Indonesia, bagaimana tidak, deg-deg an rasanya jika ada mertua datang untuk menjenguk atau sekedar kangen dengan anak beliau yang telah menikah meninggalkan mereka. Rumah sudah rapi belum? Piring sudah bersih belum? kok lantainya masih kotor? kadang memang terlihat lucu seorang suami/istri gugup atau bingung jika mertuanya datang, karena banyak komentar-komentar berdatangan. Bahkan masalah yang lebih pelik muncul ketika seorang suami/istri masih tinggal bersama orang tua / mertua, bayangkan saja jika ada 1 kapal mempunyai 2 nakhoda, yang satu ingin belok kiri, yang satu lagi ingin belok ke kanan. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu ditakutkan, selama komunikasii bisa terjalin dengan baik, antara mertua dan menantu, Karena kalian harus tau “Orang Tua mengingikan yang terbaik untuk anak mereka” terlepas sang anak telah menikah dan memiliki kehidupan masing-masing.
7. TERKUAKNYA KEBURUKAN PASANGAN
Pada saat di dalam satu rumah, pasti ada aja kejadian-kejadian lucu dan menjengkelkan yang dilakukan oleh suami maupun istri, kentut sembarangan, ada yang suka marah-marah dengan hal sepele, ada yang sendawa sembarangan, ada yang mandinya cepet kayak bebek, ada yang mandinya lama seperti putri keraton, ada yang malas mandi, tidur ngoroklah, dan sebagainya. semua hal tersebut tidak terjadi di dalam masa pacaran, karena waktu pacaran biasanya “jaim” jaga image, keburukan-keburukan akan ditutupi dengan lihai .. haha .. Hal tersebut bisa menjadi masalah besar jika seorang pasangan suami/istri tidak dapat menerima keburukan tersebut, ada suatu kasus bahwa gara-gara suami ngorok, sang istri menggugat cerai suaminya, bahaya juga kan cuma karena tidur ngorok doank jadi perkara. Selalu berpikir postif dan terima kekurangan adalah solusi yang paling baik.
8. SELISIH PENDAPAT, PEMIKIRAN, DAN VISI MISI
“Aku mau anakku sekolah di A”, “Gak, anak harus sekolah di B”, “Aku mau Bubur Ayam Diaduk”, “Apaan itu, bubur ayam kok diaduk”. Sebenarnya hal yang wajar antara manusia yang satu dengan manusia yang lain memiliki perbedaan pendapat, yang tidak wajar adalah tidak menghargai pendapat orang lain dan memusuhinya. Sepasang suami istri yang belum dewasa akan menjadikan perbedaan pendapat sebagai jurang pemisah dengan mengedepankan ego mereka masing-masing. alangkah baiknya perbedaan pendapat menjadi sebuah “Pandangan” ke depan dalam mengambil solusi, mengalah bisa menjadi salah satu jalan keluar, berfikir dengan kepala dingin pada saat minum teh bisa menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan dalam mengambil keputusan, bukan dengan berantem dan saling mendiamkan sampai berhari-hari. Jangan sampai hal sepele seperti perbedaan pendapat mengganggu keharmonisan kehidupan setelah menikah.
9. MULAI MERASA BOSAN
Apakah waktu kalian kecil dulu itu beli mainan, trus 2-3 hari udah tidak dimainkan lagi? Rasa bosan memang merupakan sifat mahluk, bahkan binatang pun bisa merasa bosan. Seorang manusia pada umumnya memiliki kecenderungan untuk mengetahu hal-hal yang baru, menjalani hal yang tidak sama sebelumnya. Lalu apa jadinya jika 2 orang manusia ditempatkan di dalam rumah yang sama di kehidupan setelah menikah? rasa bosan pasti selalu menghantui, rutinitas harian yang sama, kerja, gendong anak, masak, mencuci, nonton tivi, dsb. Banyak kasus kebosanan terjadi ketika istri memasak menu itu lagi itu lagi, lalu untuk masalah seks jugabisa menentukan rasa bosan jika tidak ada saling pengertian, anak menangis pun bisa membuat kebosanan agi sang ibu, merapikan mainan yang berantakan pun bisa bosan lho. Solusi yang biasa dilakukan adalah “Komunikasi” antara suami dan istri, jangan diam saja ketika kalian bosan, misalkan dengan bilang “Mah, besok menu masakanya yang lain donk, yang pake terasi enak sepertinya, daripada direbus terus enak dipanggang deh” , lakukanlah quality time “Pah yuk jalan-jalan keluar sebentar, mama bosan dirumah terus adek rewel”
Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang dapat ditemui di kehidupan setelah menikah, ada yang senang, gembira, sedih, emosi, dan sebagainya. Kehidupan manusia yang kompleks menjadi sebuah celah dimana harus diisi oleh peran masing-masing, baik suami maupun istri. Jika memiliki kisah-kisah unik seputar kehidupan setelah menikah silahkan tulis komen dibawah ini ya, siapa tau akan menjadi pandangan para pembaca dalam mengambil solusi kehidupan setelah menikah mereka.
Akhir kata, terima kasih dan semoga bermanfaat ya!
BIKIN UNDANGAN SEMARANG
www.bikinundangansemarang.com
IG : @bikinundangansemarang
Hp : 0812-1530-1752
1 Reply to “9 MASALAH KEHIDUPAN SETELAH MENIKAH, HADAPI!”